Rabu, 18 Juni 2014

Laporan Pengendalian Gulma Kalibrasi dan Aplikasi Herbisida



Laporan Praktikum Pengendalian Gulma
Acara 5
“Kalibrasi dan Aplikasi Herbisida”
images.jpg



Oleh :
Nama              : Diah Kartika Sari
Npm                : E1J011078
Dosen              : Ir. Nanik setyowati, Ph.D.
  Ir. Marulak Simarmata , Ph. D.
 Eko Supriyono,MP
 Dr.Ir. Uswatun Nurjanah,MP
 Dr.Ir.Bilman WS,MP



Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014


BAB I
Pendahuluan
1.1      Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Bagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya.
Faktor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah insektisida yang diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume semprot. Volume semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan insectisida secara merata pada areal tertentu.

1.2      Tujuan
Mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan kalibrasi dengan prosedur yang benar dan tepat.











BAB II
Tinjauan Pustaka
Proses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lain-lain. Dalam proses pengendalian tersebut, umumnya petani menggunakan peralatan-perlatan dalam pelaksanaanya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan. Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke tanaman yang merata. Jenis-jenis nozle juga beragam, tergantung volume keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaanya didasarkan pada tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yg sistemik, tidak diperlukan nozle yang jangkauan dan penyebaran tinggi (Sudarmo, 1997)
 Faktor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah insektisida yang diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume semprot. Volume semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan insectisida secara merata pada areal tertentu.
Banyaknya bahan racun yang diaplikasikan dapat dinyatakan dalam dosis dan kosentrasi. Dosis adalah banyaknya bahan beracun yang dapat membunuh organisme sasaran sedangakan kosentrasi adalah perbandingan antara bahan racun dengan bahan pelarut. Takaran pestisida sangat perlu diketahui dengan tepat karena pestisida merupakan bahan beracun yang berbahaya terhadap organisme non-target termasuk manusia dan juga lingkungan
Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh aplikasi yang tepat, untuk menjamin pestisida tersebut mencapai sasaran yang dimaksud, selain factor jenis dosis, dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran dosis.
Adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan oleh petani, salah satunya adalah dengan penyemprotan (Spraying). Cara ini merupakan metode yang paling banyak digunakan (Wudianto,1999).

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menaplikasikan sesuatu pestisida antara lain:
1.      Dosis Pestisida.
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih (Djojosumarto, 2008).
2.      Konsentrasi Pestisida
Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu. (Djojosumarto ,2008).
3.      Volume Semprot
Volume semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman (Djojosumarto ,2008).
4.      Bahan Penyampur
Pestisida sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan adalah alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Sastroutomo, 1992).
Salah satu  alat semprot yang digunakan, antara lain Knapsack Sprayer. Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkaunya sangat terbatas yaitu 2 meter.
Dalam melakukan kalibrasi hal yang diperhatikan adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap, ukuran/tipe nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah.









BAB III
Bahan dan Metode
3.1 Alat dan Bahan
·         Air
·         Tali rafia dan patok patok kecil untuk membuat petak.
·         Knapsack sprayer lengkap dengan nozel biru dan saringan
·         Ember plastik dua buah, satu untuk menampung larutan yang di keluarkan dari alat semprot dan satu lagi untuk cadangan.
·         Stopwatch, untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam penyemprotan.
·         Gelas ukur 1000 ml, untuk mengukur larutan yang keluar dari nozel.
3.2 Cara Kerja
1.      Setiap kelompok mahasiswa membuat petakan berukuran 3m x 3m pada area yang telah di tentukan. Batasi areal yang telah di ukur dengan patok kecil dan tali rafia. Dengan nozel biru mempunyai jangkauan 1,5 m.
2.      Periksa kondisi sprayer , jangan sampai ada yang bocor, tersumbat aytau ada bagian yang tidak dapat bekerja.
3.      Isi tangki dengan air secukupnya (kurang lebih 5 liter). Volume larutan yang telah di tentukan adalah 500 L / ha sehingga untuk petak 3m x 5m diperlukan larutan sebanyak : V larutan /petak = luas petak (m2) X V yang di anjurkan perhektar : 1 Ha.
= 15m2X 500 liter / 10.000 m2
= 750 ml
4.      Menyemprotkan air dari sprayer kedalam ember / gelas ukur selama 30 detik. Dengan tekanan yang konstan ( 1,5 s.d 1,5 kg/cm2) dan di ulang sebanyak 3 kali. Hitung volume rata rata yang dikeluarkan selama 30 detik.
5.      Menghitung waktu yang di perlukan untuk menyemprot petak yang berukuran 3m x 5m dengan cara ( 750 ml X 30 detik ) : Vml = T detik
6.      Mengatur kecepatan berjalan dilapangan dengan menggunakan stopwatch selama T detik untuk 2 kali jalan. Jadi untuk sekali jalan perlu waktu T/2 detik. Setiap anggota kelompok harus mencoba dan mengulangi sehingga benar benar terlatih dan tepat waktunya ( kecepatan berjalan harus konstan ).
7.      Setelah selesai , bersihkan semua alat yang telah digunakan dan dikembalikan ketempat semula.

BAB IV
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
4.1    Hasil Pengamatan































4.2    Pembahasan
Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, atau bisa dikatakan kalibrasi sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar yang tertelusur.
Factor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah insektisida yang diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume semprot. Volume semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan insectisida secara merata pada areal tertentu.
Banyaknya bahan racun yang diaplikasikan dapat dinyatakan dalam dosis dan konsentrasi. Dosis adalah banyaknya bahan racun yang dapat membunuh organism sasaran sedangkan konsentrasi adalah perbandingan antara bahan racun  dengan bahan pelarut. Takaran pestisida sangat perlu diketahui dengan tepat karena pestisida merupakan bahan racun yang berbahaya terhadap organism non-target termasuk manusia dan lingkungan. Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan kalibrasi adalah:
A : Kecepatan Curah Semprot
B : Lebar diameter gawang
C : Kecepatan jalan
D : Volume air dalam 1 Ha
Metode waktu bertujuan untuk mengukur kecepatan berjalan operator pada saat mengaplikasikan pestisida. Berbeda dengan operator maka hasil yang diperoleh akan berbeda pula, hal ini dikarenakan setiap masing-masing operator berbeda-beda  tingkat kecepatan jalannya sehingga untuk setiap operator menghasilkan kalibrasi yang berbeda-beda pula. Dari praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh kecepatan jalan =        . Metode luasan bertujuan untuk mengukur volume semprot yang digunakan. Dari hasil praktikum diperoleh volume semprot sebesar=        . Nosel merupakan bagian dari alat semprot yang berfungsi sebagai pemecah cairan dan menyebarkannya dalam bentuk partikel yang halus.
Nosel memiliki keragaman dalam laju keluarnya cairan, sudut penyemprotan, dan pola penyemprotan. Nosel memiliki standart lebar bidang semprot yang berbeda-beda sesuai warna nozel, sehingga berbeda jenis nozel, maka berbeda pula lebar bidang semprot dan hasil yang diperoleh.

BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, factor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi adalah kalibrasi


























Daftar Pustaka

Djojosumarto, P. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius
Sastroutomo Soetikno S. 1992.Pestisida Dasar-Dasar Dan  Dampak Penggunaanya.
Gramedia:  Jakarta.
Wudianto, R. 1999. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta
Sukma,Y. dan Yakup, 1991. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar