Laporan Praktikum Pengendalian Gulma
Acara 5
“Kalibrasi dan Aplikasi Herbisida”

Oleh :
Nama : Diah Kartika Sari
Npm : E1J011078
Dosen : Ir. Nanik setyowati, Ph.D.
Ir. Marulak Simarmata , Ph. D.
Eko Supriyono,MP
Dr.Ir. Uswatun Nurjanah,MP
Dr.Ir.Bilman WS,MP
Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga,
tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi
(jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan
ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan.
Bagi kehidupan rumah tangga, yang
dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan
hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau,
ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu
kesejahteraannya.
Faktor
utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi
pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal yang
penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah insektisida yang
diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume semprot. Volume
semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan
insectisida secara merata pada areal tertentu.
1.2
Tujuan
Mahasiswa
memahami dan mampu melaksanakan kalibrasi dengan prosedur yang benar dan tepat.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
Proses
budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan pengendalian, baik
hama, penyakit, gulma, dan lain-lain. Dalam proses pengendalian tersebut,
umumnya petani menggunakan peralatan-perlatan dalam pelaksanaanya. Hal ini
bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan. Pengaplikasian pestisida
cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan menggunakan sprayer. Sprayer
merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar karena memiliki kemampuan
jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke tanaman yang merata. Jenis-jenis
nozle juga beragam, tergantung volume keluaran cairan dan luasan jangkauan.
Dalam penggunaanya didasarkan pada tujuan, misalkan untuk pengaplikasian
herbisida yg sistemik, tidak diperlukan nozle yang jangkauan dan penyebaran
tinggi (Sudarmo,
1997)
Faktor utama yang dapat menyebabkan aplikasi
pestisida kurang tepat dalam aplikasi pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum
melakukan kalibrasi alat, hal yang penting yang harus dilakukan adalah
menghitung jumlah insektisida yang diperlukan pada areal tertentu yang dikenal
dengan volume semprot. Volume semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan
untuk mengaplikasikan insectisida secara merata pada areal tertentu.
Banyaknya bahan racun yang
diaplikasikan dapat dinyatakan dalam dosis dan kosentrasi. Dosis adalah
banyaknya bahan beracun yang dapat membunuh organisme sasaran sedangakan
kosentrasi adalah perbandingan antara bahan racun dengan bahan pelarut. Takaran
pestisida sangat perlu diketahui dengan tepat karena pestisida merupakan bahan
beracun yang berbahaya terhadap organisme non-target termasuk manusia dan juga
lingkungan
Keberhasilan penggunaan pestisida
sangat ditentukan oleh aplikasi yang tepat, untuk menjamin pestisida tersebut
mencapai sasaran yang dimaksud, selain factor jenis dosis, dan saat aplikasi
yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan
baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi pestisida yang tepat
dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang semaksimal mungkin terhadap
sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan
yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran
dosis.
Adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan
oleh petani, salah satunya adalah dengan penyemprotan (Spraying). Cara ini
merupakan metode yang paling banyak digunakan (Wudianto,1999).
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
menaplikasikan sesuatu pestisida antara lain:
1.
Dosis Pestisida.
Dosis adalah
jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan
sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu
aplikasi atau lebih (Djojosumarto, 2008).
2.
Konsentrasi Pestisida
Konsentrasi
penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air
(atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu. (Djojosumarto
,2008).
3.
Volume Semprot
Volume semprot
adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran
tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman (Djojosumarto ,2008).
4.
Bahan Penyampur
Pestisida
sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya
dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan adalah
alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Sastroutomo, 1992).
Salah satu alat semprot yang digunakan, antara lain
Knapsack Sprayer. Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan.
Alat ini hanya bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki
antara 15-20 liter dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya
jangkaunya sangat terbatas yaitu 2 meter.
Dalam melakukan kalibrasi hal yang
diperhatikan adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer
tetap, ukuran/tipe nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah.
BAB
III
Bahan
dan Metode
3.1
Alat dan Bahan
·
Air
·
Tali rafia dan patok patok kecil untuk
membuat petak.
·
Knapsack sprayer lengkap dengan nozel
biru dan saringan
·
Ember plastik dua buah, satu untuk
menampung larutan yang di keluarkan dari alat semprot dan satu lagi untuk
cadangan.
·
Stopwatch, untuk mengukur waktu yang
diperlukan dalam penyemprotan.
·
Gelas ukur 1000 ml, untuk mengukur
larutan yang keluar dari nozel.
3.2
Cara Kerja
1.
Setiap kelompok mahasiswa membuat
petakan berukuran 3m x 3m pada area yang telah di tentukan. Batasi areal yang
telah di ukur dengan patok kecil dan tali rafia. Dengan nozel biru mempunyai
jangkauan 1,5 m.
2.
Periksa kondisi sprayer , jangan sampai
ada yang bocor, tersumbat aytau ada bagian yang tidak dapat bekerja.
3.
Isi tangki dengan air secukupnya (kurang
lebih 5 liter). Volume larutan yang telah di tentukan adalah 500 L / ha
sehingga untuk petak 3m x 5m diperlukan larutan sebanyak : V larutan /petak =
luas petak (m2) X V yang di anjurkan perhektar : 1 Ha.
=
15m2X 500 liter / 10.000 m2
=
750 ml
4.
Menyemprotkan air dari sprayer kedalam
ember / gelas ukur selama 30 detik. Dengan tekanan yang konstan ( 1,5 s.d 1,5
kg/cm2) dan di ulang sebanyak 3 kali. Hitung volume rata rata yang
dikeluarkan selama 30 detik.
5.
Menghitung waktu yang di perlukan untuk
menyemprot petak yang berukuran 3m x 5m dengan cara ( 750 ml X 30 detik ) : Vml
= T detik
6.
Mengatur kecepatan berjalan dilapangan
dengan menggunakan stopwatch selama T detik untuk 2 kali jalan. Jadi untuk
sekali jalan perlu waktu T/2 detik. Setiap anggota kelompok harus mencoba dan
mengulangi sehingga benar benar terlatih dan tepat waktunya ( kecepatan
berjalan harus konstan ).
7.
Setelah selesai , bersihkan semua alat
yang telah digunakan dan dikembalikan ketempat semula.
BAB
IV
Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
4.1
Hasil
Pengamatan
4.2
Pembahasan
Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan
untuk mencari hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui, yang berkaitan dengan besaran yang diukur
dalam kondisi tertentu, atau bisa dikatakan kalibrasi sebagai suatu kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar yang tertelusur.
Factor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida
kurang tepat dalam aplikasi adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi
alat, hal yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah
insektisida yang diperlukan pada areal tertentu yang dikenal dengan volume
semprot. Volume semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk
mengaplikasikan insectisida secara merata pada areal tertentu.
Banyaknya bahan racun yang diaplikasikan dapat dinyatakan
dalam dosis dan konsentrasi. Dosis adalah banyaknya bahan racun yang dapat
membunuh organism sasaran sedangkan konsentrasi adalah perbandingan antara
bahan racun dengan bahan pelarut.
Takaran pestisida sangat perlu diketahui dengan tepat karena pestisida
merupakan bahan racun yang berbahaya terhadap organism non-target termasuk
manusia dan lingkungan. Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan
kalibrasi adalah:
A
: Kecepatan Curah Semprot
B
: Lebar diameter gawang
C
: Kecepatan jalan
D
: Volume air dalam 1 Ha
Metode waktu bertujuan untuk
mengukur kecepatan berjalan operator pada saat mengaplikasikan pestisida.
Berbeda dengan operator maka hasil yang diperoleh akan berbeda pula, hal ini
dikarenakan setiap masing-masing operator berbeda-beda tingkat kecepatan jalannya sehingga untuk
setiap operator menghasilkan kalibrasi yang berbeda-beda pula. Dari praktikum
yang telah dilaksanakan diperoleh kecepatan jalan = . Metode luasan bertujuan untuk
mengukur volume semprot yang digunakan. Dari hasil praktikum diperoleh volume
semprot sebesar= . Nosel merupakan
bagian dari alat semprot yang berfungsi sebagai pemecah cairan dan
menyebarkannya dalam bentuk partikel yang halus.
Nosel memiliki keragaman dalam
laju keluarnya cairan, sudut penyemprotan, dan pola penyemprotan. Nosel
memiliki standart lebar bidang semprot yang berbeda-beda sesuai warna nozel,
sehingga berbeda jenis nozel, maka berbeda pula lebar bidang semprot dan hasil
yang diperoleh.
BAB
V
Penutup
5.1
Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui, yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi
tertentu, factor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat
dalam aplikasi adalah kalibrasi
Daftar
Pustaka
Djojosumarto,
P. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius
Sastroutomo Soetikno S. 1992.Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak
Penggunaanya.
Gramedia: Jakarta.
Wudianto, R. 1999. Petunjuk
Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta
Sukma,Y. dan Yakup, 1991. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.