Senin, 12 Mei 2014

Laporan Pengendalian Gulma Pengenalan Herbisida



Laporan Praktikum Pengendalian Gulma
Acara 4
“Pengenalan Herbisida”
images.jpg



Oleh :
Nama              : Diah Kartika Sari
Npm                : E1J011078
Dosen              : Ir. Nanik setyowati, Ph.D.
                          Ir. Marulak Simarmata , Ph. D.
                          Eko Supriyono,MP
                          Dr.Ir. Uswatun Nurjanah,MP
                          Dr.Ir.Bilman WS,MP



Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014
BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat atau pun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidayabervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu sajapraktek pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia. Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, makakemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total.
Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen.  Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien.
Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukandengan cara-cara Preventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu.


1.2  Tujuan
Mahasiswa mampu mengenali jenis jenis herbisida, nama umum (dagang), nama kimia, rumus molekul, kandungan bahan aktif, formulasi, cara kerja, dosis yang digunakan dan jenis jenis gulma sasaran.


BAB II
Tinjauan Pustaka
Herbisida adalah senyawa kimia peracun gulma, dapat menghambat pertumbuhan bahkan mematikan tumbuhan tersebut. Sedangkan substansi pengatur tumbuhan adalah gugusan organik yang bukan nutrisi, dalam jumlah sedikit dapat menghambat atau memodifikasi proses fisiologis tumbuhan yang mungkin dapat pula berarti pemodifikasian pertumbuhan, herbisida translokasi, dan herbisida sistemik. Dalam klasifikasi herbisida dapat dibedakan :
1) Menurut waktu apilkasi.
2) Menurut cara kerja.
3) Menurut sifat bahan kimianya
v  Menurut waktu aplikasi herbisida dibedakan atas:
1.      Pra pengolahan tanah.
Ciri pengendalian ini adalah pengendalian vegetasi total dengan tujuan memudahkan dalam pembersihan lahan. Pada pengolahan dengan jalan pembalikan diharapkan biji, umbi, maupun akar gulma yang tertimbun dapat dipindahkan ke permukaan tanah yang lebih dangkal.
2.      Pra tanam.
Aplikasi semacam ini mempunyai tujuan, supaya awal pertumbuhan pertanaman tidak tergangguoleh gulma yang juga mulai tumbuh.
3.      Pra tumbuh.
Aplikasi semacam ini bertujuan dapat menekan gulma yang akan muncul bersama tumbuhnya pertanaman.
4.      Pasca tumbuh.
Aplikasi semacam ini bertujuan bahwa gulma yang tumbuh setelah tanaman tumbuh dapat di tekan, sehingga pertumbuhan pertanaman selanjutnya tidak terganggu.
v  Menurut cara kerjanya herbisida dapt dibedakan atas:
1. Absorpsi.
Absorpsi herbisida dalam tubuh tanaman ada yang cepat atau lambat. Herbisida masuk ke dalam tubuh tanaman terutama melalui akar dan daun, namun kadang-kadang juga melalui batang.

2. Translokasi
Translokasi atau pergerakan hebisida dalam tubuh tanaman dpay lewat xilem, floem atau interseluler. Translokasi interseluler, bahan yang nonpolar dengan tegangan antarfase permukaan rendah dilakukan lewat interseluler. Pergerakan minyak pada umumnya secara ini, meskipun mekanismenya masih belum jelas, karena minyak dapat lalu ke segala arah. Pergerakan herbisida masuk ke dalam tubuh tanaman ada 2 cara kerja yaitu selektif dan nonselektif.
Herbisida selektif adalah herbisida yang bila di aplikasikan pada berbagai tumbuhan akan mematikan spesies tertentu (gulma) dan relatif tidak mengganggu tanaman lain (tumbuhan yang dibudidayakan).
Herbisida nonselektif adalah herbisida yang diberikan lewat tanah atau daun yang dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan.
v  Menurut herbisida menurut sifat kimiawi
Dalam klasifikasi ini dibedakan atas herbisida golongan anorganik dan golongan organik.
  1. Herbisida anorganik.
Merupakan suatu herbisida yang tersusun secara anorganik, seperti CuSO4(gandum), natrium arsenat(herbisida selektif), natrium arsenit (perkebunan), natrium klorat, natrium metabolat, arsen trioksida(AS203), sebagai soil sterilant.
Ammonium sulfanatakan memperpanjang masa dormansi sampai cadangan karbohidrat dan gula menjadi habis dan meyebabkan kematian.
Ammonium sulfat, menyebabkan peningkatan nilai PH pada cairan tubuh tumbuhan yang terkena ammonium, yang menyebabkan tumbuhan cepat mati. Ammonium juga beracun pada protoplasma.sel.
Ammonium tiosianatmenyebabkan racun pada sel tumbuhan, menghambat enzim katalase dan mengkaogulasikan protein.
Kalsium sianamida dapat mengkoagulasikan protein sel.
Tembaga sulfat, nitrat, dan fero sulfat, tembaga sulfat dapat melemahkan kerja dan menyebabkan protein mengendap.
  1. Hebisida organik.
Merupakan suatu herbisida yang tersusun secara organik. Pada 1932 dikenal 3,5-dinitro-0-kresol atau DNOC. Perkembangan hebisida organik menjdi pesat setelah ditemukannya 2,4-D. Golongan herbisida ini ialah :minyak (aromaterapi polisiklik), alifatik (dalapon), amida (Alochor), arsenikal (MSMA), benzoat (dicamba).
BAB III
Bahan dan Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
·         Berbagai jenis herbisida
·         Alat tulis

3.2 Cara Kerja
·         Mengamati  jenis jenis herbisida yang tersedia
·         Membuat catatan tentang:
-          Nama herbisida
-          Waktu / cara aplikasi
-          Jenis gulma yang dikendalikan
-          Dosis rekomendasi untuk masing masing jenis haerbisida
·         Setelah selesai, herbisida dikembalikan keposisi semula.
·         Meminta tanda tangan co-ass atau deosen pembimbing praktikum.


















BAB IV
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
1. Bimastar
a.
Nama Dagang
Bimastar
b.
Nama Umum
Glifosat
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Glifosat dan 2,4 D
f.
Formulasi
AS
g.
Warna Herbisida
Coklat
h.
Waktu Aplikasi
Pada saat gulma tumbuh subur
i.
Cara Kerja

j.
Selektivitas

k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Karet, teh, jagung, kedelai
m.
Gulma Target
Berdaun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT nufarm indonesia jakarta selatan
o.
Nama dan alamat distribusi


2. Starane 200
a.
Nama Dagang
Starane 200
b.
Nama Umum
Glifosat
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif

f.
Formulasi
EC
g.
Warna Herbisida
Coklat tua
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Non selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Karet, sawit, kakao, teh
m.
Gulma Target
Daun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi


3. Supremo 480 SL
a.
Nama Dagang
Supremo 480 SL
b.
Nama Umum
Glifosat 480
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Asam amina glifosat
f.
Formulasi
SL
g.
Warna Herbisida
Kekuningan
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Non selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Sawit, karet, kako, teh
m.
Gulma Target
Daun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi



4. Touchdown 480 AS
a.
Nama Dagang
Touchdown 480 AS
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Sulfosat 480 g/L
f.
Formulasi
Larutan dalam air
g.
Warna Herbisida
Putih kecoklatan
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Kopi, teh, karet
m.
Gulma Target
Daun sempit dan lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT.Zeneca agri product
o.
Nama dan alamat distribusi


5.Agromoxone-4
a.
Nama Dagang
Agroxone-4
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Kalium MPCA 400g/L
f.
Formulasi
Larutan
g.
Warna Herbisida
Coklat
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Jagung, karet, padi sawah
m.
Gulma Target
Daun lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT. Zeneca agri product
o.
Nama dan alamat distribusi


6. DMA-6
a.
Nama Dagang
DMA-6
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
2,4 dimetil amina
f.
Formulasi
Pekatan larut dalam air
g.
Warna Herbisida
Coklat tua
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Padi, tebu, teh, karet
m.
Gulma Target
Daun lebar dan sempit
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi


7. Toupan
a.
Nama Dagang
Toupan
b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
Glifosat kalium 220g/L
f.
Formulasi
Larutan
g.
Warna Herbisida
Coklat jernih
h.
Waktu Aplikasi
Purna tumbuh
i.
Cara Kerja
Sistemik
j.
Selektivitas
Selektif
k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Sawit, kopi, jagung
m.
Gulma Target
Daun sempit, lebar dan teki
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT. Toupan persada
o.
Nama dan alamat distribusi


8. Goal 2E
a.
Nama Dagang
Goal 2E
b.
Nama Umum
Glifouren
c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif
oksiflourfen
f.
Formulasi

g.
Warna Herbisida
Coklat tua
h.
Waktu Aplikasi
Pra tumbuh
i.
Cara Kerja

j.
Selektivitas

k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Bawang merah, karet, kedelai
m.
Gulma Target
Daun sempit, daun lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi

o.
Nama dan alamat distribusi


9. Indamin 72 OHC
a.
Nama Dagang

b.
Nama Umum

c.
Nama Kimia

d.
Rumus Molekul

e.
Kandungan Bahan aktif

f.
Formulasi

g.
Warna Herbisida

h.
Waktu Aplikasi
Pra tumbuh
i.
Cara Kerja
Kontak
j.
Selektivitas

k.
Dosis rekomendasi

l.
Jenis Tanaman
Bawang merah, karet, sawit
m.
Gulma Target
Daun lebar
n.
Nama dan Alamat Produksi
PT. Kurnia dian
o.
Nama dan alamat distribusi







4.2 Pembahasan
Herbisida merupkan salah satu pestisida yang berfungsi mengendalikan gulma. Untuk keperluan pengendaliannya, gulma dibedakan menjadi 3 golongan. 1) gulma berdaun lebar, seperti Boreria alata, Chromolaena odorata, Mikania sp.; 2) gulma berdaun sempit (golongan rumput), seperti Axonopus, Paspalum, Panicum repens. 3) golongan teki, seperti Cyperus rotundus, Cyperus kilinga.
Herbisida purna-tumbuh yang bersifat selektif dapat digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, golongan teki, dan beberapa jenis rumput. Keunggulan herbisida selektif ini adalah tidak membahayakan beberapa jenis tanaman pokok yang disarankan pada labelnya. Jadi, dengan menggunakan herbisida purna-tumbuh yang selektif, kita dapat mematikan gulma tanpa harus khawatir tanaman pokok rusak akibat semprotan herbisida.
Gulma yang tidak dapat dibasmi dengan herbisada selektif dapat dikendalikan dengan herbisida purna tumbuh yang berspektrum luas dan mampu membunuh hampir semua tumbuhan. Jika menggunakan herbisida ini diantara tanaman pokok yang telah tumbuh, penyemprotannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Karena kabut semprotnya dapat mematikan tanaman utama.
Herbisida purna tumbuh memiliki dua cara kerja yang berbeda, yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Pengolahan tanah atau pencabutan gulma setelah penyemprotan herbisida tidak disarankan, karena dapat mengurangi efektivitasnya. Pengolahan tanah akan memutuskan hubungan antara tajuk dan akar gulma, sehingga herbisida tidak dapat mencapai akar gulma. Jika pengolahan tanah dilakukan pada saat herbisida sistemik belum sampai mematikan rhizome atau stolon,gulma baru akan segera tumbuh dari  rhizome  atau  stolon  yang  terputus tadi.
B.    Sifat dan Cara Kerja Herbisida
a.      Klasifikasi herbisida
Hampir sejalan dengan pembagian gulma, secara tradisional herbisida dibagi menjadi tiga kelompok.
Herbisida yang kuat mengendalikan gulma dari kelompok rumput, misalnya alaktor, butaklor, ametrinfluazifop.
Herbisida yang kuat dalam mengendalikan gulma daun lebar, misalnya 2,4-D, MCPA. Herbisida yang aktif terhadap semua kelompok gulma. Herbisida ini disebut pula sebagai herbisida yang non-selektif. Herbisida jenis ini mampu membunuh semua tumbuhan hijau, misalnya glifosat glufosinat, dan paraquat.
Berdasarkan bidang sasaran, yaitu kemana herbisida di tersebut diaplikasikan, herbisida diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :
Herbisida yang diaplikasikan ke tanah.Bekerja umumnya dengan cara menghambat perkecambahan gulma atau membunuh biji-biji gulma yang masih berada dalam tanah dan umumnya disemprotkan sebelum gulma tumbuh.
Herbisida yang diaplikasikan ke daun-daun gulma.Herbisida yang diaplikasikan langsung pada daun-daun gulma yang tentunya sudah tumbuh. Herbisida yang digunakan herbisida pasca-tumbuh.
Menurut gerakannya pada gulma sasaran, herbisida juga bisa dibagi menjadi dua golongan berikut.
1.  Herbisida kontak (non-sistemik), yaitu herbisida yang membunuh jaringan jaringan gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut dan tidak ditranslokasikan di dalam jaringan tumbuhan, sehingga hanya mampu membunuh bagian gulma yang berada di atas tanah.
2.  Herbisida sistemik, yaitu herbisida yang bisa masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan ke bagian tumbuhan lainnya. Oleh karena sifatnya yang sistemik, herbisida ini mampu membunuh jaringan gulma yang berada di dalam tanah (akar, rimpang, umbi).

Penggolongan herbisida tersebut juga membawa implikasi terhadap penggolongan berdasarkan cara dan saat penggunaannya.
1.      Herbisida pratumbuh, Herbisida ini diaplikasikan pada tanah sebelum gulma tumbuh.
2.      herbisida purna-tumbuh, Herbisida ini diaplikasikan saat gulma sudah tumbuh.
Herbisida yang selektif terhadap suatu tanaman belum tentu selektif terhadap tanaman lainnya. Misalnya, herbisida yang brbahan aktif atrazin dan ametrin sangat selektif bagi tanaman jagung, tebu dan nanas. Namun, atrazin dan ametrin tidak selektif terhadap padi.
Selektifitas herbisida dipengaruhi oleh dua hal, yaitu :
Faktor yang berhubungan dengan herbisidanya.
Selektivitas Fisiologik, Selektivitas Fisiologik merupakan selektivitas bawaan dari herbisida untuk memilih sasaran (mematikan tumbuhan yang satu tetapi tidak mematikan lainnya).
Selektivitas Fisik, Selektivitas fisik disebabkan oleh adanya zat atau lapisan tertentu pada tanaman yang mampu menahan herbisida, sehingga herbisida tidak dapat mencapai bagian tanaman yang peka.
Pengaruh teknik penggunaanya.
Selektivitas Posisional, Selektivitas posisional memanfaatkan perbedaan posisi dari bagian-bagian tanaman dan gulma yang peka terhadap pestisida.
Selektivitas karena Teknik Aplikasi, Dengan memanfaatkan teknik aplikasi khusus, herbisida yang nonselektif dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman.












BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
·         Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma), jenis-jenis herbisida dapat dilihat berdasarkan sifat herbisida dan cara aplikasinya.
·         Herbisida yang selektif merupakan suatu herbisida yang sangat beracun untuk suatu jenis tumbuhan tertentu, akan tetapi tidak beracun untuk tumbuhan lainnya yang berbeda terutama familinya. Sedangkan herbisida nonselektif merupakan herbisida yang beracun untuk setiap jenis tumbuhan.
·          Cara aplikasi berdasarkan waktu dibedakan menjadi herbisida pratanam, pascatanam, herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) danherbisida pascatumbuh (postemergence herbicide).
·         Cara aplikasi menurut konsentrasi, waktu aplikasi dan volume semprot merupakan penentuan derajat keberhasilan pengendalian gulma.



Daftar Pustaka
Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Hance, Raymond J. 1987. An Introduction to Weed Control. Basle : Ciba-Geigy Agro Division.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.

Wudianto, Rini. 1990. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta : Penebar Swadaya